Selasa, 12 Februari 2019

Beragam Gejala Difteri dan Pengobatannya pada Anak


Gejala difteri pada umumnya ini muncul yaitu sekitar 2-5 hari setelah terinfeksi. Sebagian dari para penderita biasanya mengalami gejala apapun, akan tetapi sebagian lagi biasanya akan mengalami dengan gejala yang ringan yang biasanya serupa dengan flu yang biasa. Biasanya mengenai masalah gejala difteri yang paling khas yaitu dengan terbentuknya lapisan abu-abu tebal yang terdapat di bagian  tenggorokan dan pada amandel. Gejala tersebut biasanya juga berupa demam, sakit tenggorokan, Kesulitan bernapas, Suara serak, Meningkatnya detak jantung, Suara nyaring terdengar saat bernapas, Pembesaran kelenjar getah bening di leher, Pembengkakan langit-langit mulut.

Kalua anak mengalami hal tersebut, sebaiknya Anda memeriksakannya segera ke dokter. Ini supaya anak tersebut mendapatkan penanganan sebelum muncul komplikasi yang lebih lanjut. Biasanya adanya komplikasi ini menjadikan difenntri menjadi sangat berbahaya. Hal tersebut termasuk pada peradangan yang terjadi di otot serta katup jantung, kemudian gangguan irama jantung, sampai dengan pada saluran pernapasan tertutup oleh selaput yang ada di tenggorokan dan mengancam nyawa.
Beragam Gejala Difteri dan Pengobatannya pada Anak
Beragam Gejala Difteri dan Pengobatannya pada Anak
Berikut ini mengenai cara pengobatan Difteri pada Anak beserta Cara Pencegahannya
Biasanya untuk memastikan dalam diagnotis difteri pada anak tersebut, dokter akan melakukan pengambilan sample dari lapisan abu-abu yang terdapat pada tonsil dan tenggorokan yang disebabkan adanya pertumbuhan bakteri. Biasanya dokter akan mengangkat dari adanya lapisan abu-abu tersebut, hal itu karena bisa memperlambat jalannya pernapasan. Kemudian jika pada anak-anak dan orang dewasa yang sudah terbukti terinfeksi penyakit difteri, maka biasanya ini perlu dirawat di rumah sakit, dan kemudian selanjutnya akan diisolasi pada unit perawatan intensif karena difteri bisa menyebar dengan sangat mudah. Dalam hal ini biasanya dokter akan mengobati difteri yang terjadi pada anak tergantung dari pada gejala, usia, dan kemudian juga dengan kondisi kesehatan pada umumnya. Obat yang diberikan tersebut pada dasarnya terdiri dari dua macam, diantaranya yaitu:

Antioksidan
Penggunaan obat yang satu ini biasanya akan disuntik ke bagian pembuluh darah untuk melakukan penetralan racun difteri yang sudah beredar berada di dalam tubuh. Kemudian sebelum memberikan antioksidan, dokter biasanya juga akan melakukan yang Namanya tes alergi. Hal tersebut untuk memastikan kalua orang yang sedang terinfeksi tersebut tidak mempunyai alergi terhadap antioksidan.

Antibiotik
Biasanya difteri tersebut juga diobati dengan menggunakan antibiotik, contohnya yaitu seperti penisilin atau eritromisin. Antibiotik ini tentu saja bisa membunuh bakteri yang terdapat di dalam tubuh dan bisa  membersihkan adanya infeksi.

Mencegah Difteri dengan Vaksinasi
Mengenai masalah pencegahan difteri yang terjadi pada anak bisa dilakukan dengan melalui vaksin difteri. Pada umumnya dilakukan vaksinasi DPT, yaitu (Difteri, pertussis dan tetanus). Untuk vaksinasi tersebut biasanya akan diberikan sebanyak 5 kali untuk anak yang memiliki usia di kisaran 2-6 tahun. 

Selain untuk anak-anak, vaksinasi difteri bagi orang dewasa sebaiknya dalam hal ini juga tetap dilakukan, hal tersebut mengingat bahwa sebagian besar kasus difteri dewasa tersebut terjadi pada orang yang belum pernah menerima vaksin sama sekali.

Dalam hal ini yang perlu diketahui bahwa vaksin difteri tersebut hanya bertahan selama dalam waktu 10 tahun, jadi dalam hal ini anak-anak perlu difaksinasi lagi ketika sekitar usia 12 tahun. Bagi orang dewasa, dalam hal ini sangat disarankan supaya mendapat booster difteri, tetanus dan pertusis (DPT) yaitu sebanyak satu kali. Kemudian selanjutnya mengulang vaksin difteri tetanus (DT) setiap dalam kurun waktu 10 tahun.



Nah tentunya saat ini Anda sudah mengetahui mengenai berbagai masalah difetri dan penganganannya. Semoga bermanfaat.

SHARE THIS

Author:

0 komentar: